Minggu, 15 November 2009

Road Show: Mabuk Tanaman

















Road show.
Itu mungkin istilah yang pas untuk aktivitas saya memasuki tahun 2008. Sejak diundang Majalah Pesona untuk berbicara mengenai Peluang Bisnis Tanaman Hias di Godong Ijo bersama Ir. Slamet, di depan sekitar 80 ibu-ibu partuh baya, saya jadi 'ketagihan' dan 'ditagih' orang untuk tampil di beberapa kota.

Terus terang, itu gara-gara saya dan istri (Maria) diwawancara di Majalah Pesona. Konon,lalu ada banyak permintaan untuk diadakan acara talkshow. Majalah yang memuat kami terbit November. Awal Desember, Mbak Shinta, redaksinya, mengkontak saya untuk acara itu. Langsung saya tolak. Karena saya lagi bosan membicarakan tanaman.

Sehari pulang dari plesir ke Bali, Mbak Shinta telepon lagi, dan mengajak lagi. Karena memang saya merasa sudah fresh, saya sanggupi. Begitulah ceritanya.

Arkian, setelah di Godong Ijo, saya dibooking Penerbit Agro Media Pustaka. Kalau bukan 'pulang kampung' saja mungkin tidak saya tanggapi ajakan itu. Penerbit tersebut sudah berulang kali mengundang saya berbicara di toko-toko buku. Tapi saya tolak. Pertama, saya memang sibuk, kedua ya, malas. Dugaan saya, para pemirsa di toko buku bukan target audience saya. Saya takut, terus terang saja, selagi mendengar saya bicara, mereka sibuk tengok kiri-kanan, karena ada 'pemandangan indah' lewat.

Setelah itu ada beberapa undangan lagi, supaya ngomong di hari Sabtu. Dari beberapa daerah. Termasuk dari Banjarmasin, yang meminta saya untuk berbicara tentang Pesona Anthurium di depan para pejabat dan undangan umum, dalam sebuah lelang anthurium. Patner saya, katanya, Dorce Gamalama. Honor, lumayan. Tapi tanggal bentrokan. Jadi saya tolak. Dan saya 'hibahkan' kepada Ir. Slamet, Direktur Operasional Godong Ijo. Alhamdulillah, Pak Slamet oke-oke saja.

Terakhir, saya jualan abab (abab itu napas, dalam bahasa Jawa) ke Samarinda, atas undangan Pemerintah Kota Samarinda. Sekaligus menjuri tiga kontes: anthurium, adenium dan aglaonema. Karena hubungan baik, dengan Pak Camat Drs Sugeng Chjaeruddin, Pak Sugiyanto, Event Organizer yang sehari-hari Sekdes Desa Karanganyar, Pak Safruddin, Kadin Diknas dan beberapa teman di sana, tentu saja saya tidak bisa menampik. Jadi persis di Hari Imlek, 7 Februari, saya justru ada di Samarinda.

Seperti biasa, sambutan para pejabat setempat selalu menyenangkan. Saya diajak kian kemari untuk makan enak. Mulai dari menyantap Ikan Patin, Bandeng Tanpa Duri, Udang Galah sampai Kepiting Lada Hitam disodorkan sampai kenyang. Belum cukup, perut saya juga masih dijejali Durian dan Lay, durian yang buahnya warna kuning, baunya seperti durian tapi rasanya kayak pohung. Jadi, itung-itung wisata kuliner. Bak artis saja, rombongan saya (Pak Iwan dari Permata Orchids dan Rudi Poerwanto dari Majalah Flona) juga diajak siaran langsung di Radio Borneo, radio swasta setempat yang punya pendengar kalangan profesional muda dan eksekutif.
Waktu pulang, saya dapat oleh-oleh banyak. Ada yang berupa kardus, ada yang berupa cendera mata dan berupa batik Samarinda.

Tampaknya road show saya masih akan benar-benar berlanjut. Akhir Maret, insya Allah saya terbang ke Lampung. Ibu Christy, kenalan, dan sahabat saya di sana, mengundang saya untuk jadi juri. "Pak Kurniawan akan jadi tamu spesial suami saya," katanya via SMS.

Hehehe..... Hidup memang aneh. Siapa nyana saya jadi sibuk bicara tanaman hias, dan bukan dunia kewartawanan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar